Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulbar, Dr. H. Mitthar, S.Pd., M.Pd.
MAMUJU -Kemendikbud Ristek RI memutuskan menghapus jurusan di SMA mulai tahun ajaran baru 2024/2025.
Kebijakan tersebut bagian dari penerapan Kurikulum Merdeka yang sudah ditetapkan sebagai kurikulum nasional.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulbar, Dr. H. Mitthar, S.Pd., M.Pd mengungkapkan penghapusan jurusan IPA,IPS, dan Bahasa dijenjang SMA sangat baik untuk pengembangan anak didik.
Mitthar menjelaskan, program merdeka belajar betul-betul memerdekakan siswa dalam menentukan jurusan sesuai minat dan bakatnya.
Dikatakan, terkadang siswa memilih jurusan karena permintaan orang tua dan tidak sesuai minat dan bakatnya. Namun, dengan penerapan kurikulum merdeka belajar, siswa dengan pendampingan guru bisa leluasa mengembangkan dirinya sesuai minat dan bakat yang ada padanya.
“penghapusan jurusan di jenjang SMA sangat bagus karena siswa bisa lebih leluasa dalam menentukan jurusan sesuai minat dan bakat yang ada pada siswa tersebut. Misalnya siswa ingin masuk jurusan kedokteran maka sejak di kelas XI sudah diberikan materi dasar yang berkaitan dengan jurusan kedokteran,” ucap Mitthar saat dikonfirmasi, Kamis (1/8/2024).
Lanjut dikatakan, penerapan penghapusan jurusan untuk semua SMA se-Sulbar sudah siap dilaksanakan.
“Kita sudah siap menerapkan kurikulum merdeka termasuk penghapusan jurusan dijenjang SMA untuk tahun ajaran 2024/2025,” kata Mitthar.
Untuk memaksimalkan, inplementasi kurikulum merdeka belajar, kata Mitthar, maka pihaknya melakukan pemetaan terhadap ketersediaan tenaga pendidik di setiap sekolah.
“Kita sedang melakukan pemetaan terhadap ketersediaan tenaga pendidik agar semua sekolah betul-betul siap menginplementasikan kurikulum merdeka,” ungkapnya.
Meski demikian, Mitthar mengakui bahwa keterbatasan tenaga pendidik dan minimnya sarana dan prasarana menjadi kendalah dalam penerapan kurikulum merdekadi Sulbar.
“Kita sedang melakukan pemetaan terhadap ketersediaan tenaga pendidik disetiap sekolah karena kita masih kekurang tenaga pendidik. Selain itu, kita juga sedang mengupayakan peningkatan Sarpras di berbagai sekolah sebagai penunjang dalam penerapan kurikulum merdeka di Sulbar,” pungkasnya. (Ns-01)